Ada hal yang tidak diberitahukan orang kepadamu tentang menjadi orangtua: kau akan merasakan kegembiraan luar biasa, rasa cinta yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga, tapi pada saat yang sama, dirimu menjadi rentan. Seluruh eksistensimu bukan lagi milikmu sendiri. Ukuran kebahagiaanmu tiba-tiba berubah. Kau akan bahagia saat anakmu gembira, merana saat dia terluka, dan apa pun yang dia rasakan, kau akan merasakannya dua belas kali lipat. Kau mencoba melakukan segalanya dengan benar tapi kau bakal sering gagal

Sepasang kekasih Amara dan Baron yang sudah bertahun-tahun menikah tidak kunjung dikaruniai anak. Sederet pertanyaan julit terlontar di mulut tetangga, teman, bahkan keluarganya sendiri yakni "kapan punya anak". Karena tumpukan batu yang sering dilempar–apalagi momentum kumpul keluarga pasti mereka digeruduk dengan pertanyaan kapan punya anak. Semua orang terdekatnya memberikan saran untuk menjalankan program ibu hamil, mengadopsi anak, mempertanyakan keimanan mereka berdua supaya jangan enggan sering berdoa supaya cepat punya anak. Sebetulnya kita juga perlu menelaah pertanyaan yang kerap menghantam menyoal kapan nikah? Kapan punya anak? Kepada kita itu semata-mata karena mereka cuma belum mengetahui bahwasanya pertanyaan tersebut sifatnya diskriminatif. Karena struktur sosial yang mendarah daging tentang keharusan menikah dan punya anak–kita semua adalah korban dari budaya Patriarki. Seperti lontaran bu nyai Rofiah "Ia meyakini bahwa setiap orang sesungguhnya lahir sebagai anak kandung sistem patriarki. Namun, “Kita bisa, bahkan harus, mejadi anak kandung sistem patriarki yang durhaka agar mampu adil pada laki-laki sekaligus perempuan". Pemberian pemahaman pelan-pelan mudah-mudahan membuat tetangga, keluarga, bahkan teman kita bisa perlahan-lahan membuat mereka terbuka. Lanjut..

Segala ikhtiar untuk disegerakan memiliki anak sudah dilakukan. dari memenuhi gizi, vitamin, diet, berolahraga dan meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat menghambat kesuburan, Bahkan sering ngecek masa subur agar bisa dibuahi sperma Baron dengan sehat. Konsultasi dengan Dokter spesialis dan mengikuti forum tentang program kandungan sudah diupayakan. Hingga suatu saat, Amara mulai lelah dengan usahanya selama ini yang tidak membuahkan hasil, sampai bersikap dingin kepada Baron. Ditahun-tahun berikutnya karunia yang mereka berdua idamkan dikabulkan dan Amara mendapat kabar tentang kehamilan amara–nah disinilah titik permasalahan mulai menggenjot keluarga kecil mereka. Amara yang kelandapan mempersiapkan kelahirannya seperti membeli popok, susu formula, baju bayi. Alih-alih didukung oleh si Baron, malahan si Baron sibuk sana-sini berbisnis.gitu ya repotnya orang yang segera mempunyai anak.

Singkatnya mereka dikarunia bayi laki-laki diberi nama Yuki–belum sempat mentas dari kesakitan yang luar biasa serampung melahirkan anak, alih-alih ditenangkan dari dokter kandungan, justru si dokter menawarinya menjahit rapat vagina si Amara tanpa persetujuannya dengan alasan biar bapak Baron senang. Atau istilah populernya Husband Stit (jahitan suami) supaya rapat dan memuaskan suami. Parah-parah-parah–budaya seksis melampaui sendi-sendi dunia kedokteran.