![]() |
oleh Ruliyani |
Judul : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Jumlah Halaman : 275 Hlm
Genre : Fiksi dan sejarah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Peresensi : Ruliyani
SINOPSIS :
​Dikala Pak Raja alias pak Soeraja dalam menanti ajalnya, yang mana ia selalu
memanggil satu nama yang terucap dilisan tuannya , satu nama perempuan yang
dipanggilnya bukanlah istrinya melainkan mantan kenangan masa mudanya yang
sangat legendaris yaitu Jeng Yah. Tiga anaknya , pewaris Kretek Djagad Raja dimakan
gundah, sehingga sang ibu pun terbakar api cemburu terlebih karena permintaan
terakhir suaminya ingin bertemu dengan Jengyah, Maka berpacu dengan malaikat
maut, ketiga anaknya yaitu, lebas, karim, dan Tegar mau tidak mau harus pergi
mencari Jeng Yah ke pelosok pulau jawa sebelum malaikat maut menjemput ayahnya.
ISI :
​Ratih Kumala adalah seorang penulis profesional
yang lahir dan bersinggah di Jakarta. Dia merupakan istri sastrawan terkemuka
yaitu Eka Kurniawan yang telah melahirkan berbagai karya apik termaksud salah
satu bukunya yang mashur dikenali dengan judul ‘Cantik itu Luka’ yang telah
memberikan kontribusi besar akan sastra indonesia, dikarenakan buku tersebut
telah diterjemahkan ke dalam 28 bahasa di dunia. Sebagai istri Eka Kurniawan,
Ratih Kumala tak mau kalah. Ia juga turut andil membikin karya-karya novel
seperti Tabula Rasa, Wesel Pos, Dan yang ingin aku ulas sekarang adalah buku
dengan judul Gadis Kretek. Novel ini pertama diterbitkan pada tahun 2012.
Dalam novel Gadis Kretek ini sosok Ratih Kumala
berusaha meluruskan penyelewengan atas sejarah yang disebabkan oleh ganasnya
revolusi kala itu. Konflik politik, kondisi sosial maupun budaya yang sangat
kontroversial di negeri Indonesia digambarkan oleh penulis melalui kretek, asmara
dan kasih tak sampai melalui ludah Jeng Yah yang katanya terasa manis nan
molek.
Dalam novel gadis kretek menceritakan seorang
laki-laki bernama Pak Raja alias pak Soeraja yang menanti ajalnya dan kerapkali memanggil-manggil
Jeng Yah-yang merupakan cinta pertamanya, Sehingga mendorong ketiga anaknya mencari ke pelosok pulau jawa untuk mencari
sosok wanita yang bernama Jeng Yah.
​Perjalanan itu bagaikan napak tilas bisnis dan
rahasia keluarga, Saat itu Lebas, Karim, Dan Togar yang bertemu dengan sosok pelinting rokok tua
yang merupakan adik dari Jeng Yah yang menguak dan menyibak asal-usul Kretek
Djagad Raja hingga menjadi kretek legendaris nomer 1 di Indonesia. Lain
daripada itu ketiga anak-anak Pak Raja mengetahui kisah asmara ayahnya dengan
Jeng Yah, yang ternyata merupakan pemilik Kretek Gadis yaitu kretek lokal kota
M yang Terkenal pada kala itu. Di dalam novel ini juga memuat deskriptif secara
gamblang bagaimana perempuan waktu itu sangat lekat dengan rokok, bahkan tak
tabu untuk menjajalnya. Perempuan-perempuan diharuskan untuk membikin rokok
atau mengolah rokok. Jika disandingkan dengan perempuan masa kini yang menjadi
tabu jika berbicara perkara rokok bahkan menjajal merek-merek rokok. Suasana
yang tampak mengelilingi novel ini sangat mengguncang diri. Disebabkan, Ratih
Kumala sangat piawai dalam menggambarkan suasana yang mengguncang saat periode
Orde baru.
0 Komentar