Perasaan Kita Tergantung Bagaimana Kita Berpikir




Ilustrasi Gramedia


 Judul Buku : Merawat Luka Bathin

Pengarang   : Dr. Jiemi Ardian

Penerbit       : Gramedia pustaka utama

Tahun Terbit : 2022


Luka batin merupakan salah satu persoalan yang kompleks bagi setiap manusia dengan segala tugas dan tanggung jawab berat yang mulai diterimanya. Merawat luka batin merupakan proses yang amat penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional seseorang. Buku ini memberikan panduan dan strategi untuk kita dalam mengatasi trauma, kecemasan, dan depresi yang mungkin pernah kita alami.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap orang tidak dapat menghindar dari penderitaan. Penderitaan itu bisa berupa luka, baik kecil maupun besar, baik luka fisik maupun jiwa. Luka jiwa atau yang biasa disebut luka batin bisa terjadi karna berbagai macam peristiwa, contoh seperti peristiwa traumatis, entah itu dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya,tidak hanya itu ketika kita pernah mengalami perasaan bersalah lalu sering menyalahkan diri sendiri itu bisa jadi juga karna salah satu faktor penyebab dari luka batin,begitu juga karena adanya penolakan, luka batin akan berdampak buruk bagi seseorang jika tidak segera diobati baik secara sosiologis, psikologis, fisiologis, dan teologis..

Dalam bukunya, Merawat Luka Batin penulis menyajikan hal yang penting untuk kita perhatikan saat sedang terluka, supaya bisa menyikapinya dengan bijak. Tahapan supaya seseorang bisa merawat luka mereka sendiri adalah bagaimana kita mampu mengenali luka tersebut, dan kemudian menyembuhkannya.

Mengenali Luka Batin

Saat kita terluka secara fisik entah itu kepleset jatuh atau apa, untuk bisa memilih cara pengobatannya kita harus bisa mengenalnya. Apakah luka itu adalah luka goresan yang dalam, atau luka memar,supaya bisa memilih obat yang tepat. Begitu pula luka batin juga seperti itu kita perlu menganlinya dan mencari obat apa yang bisa menyembuhkanya 

a. Luka

Luka batin atau dalam istilahnya rasa sakit emosional atau psikologis yang ditimbulkan akibat trauma, perasaan kehilangan, atau kesulitan hidup yang intens. Luka ini menunjukkan rasa sakit yang terjadi di dalam hati dan pikiran seseorang, ketimbang luka fisik yang terlihat. Luka batin dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kegagalan dalam hubungan, pengalaman kehilangan yang mendalam, atau tekanan emosional yang berlebihan.luka batin sering digunakan dalam konteks perasaan atau ekspresi kepedihan dan kegelisahan seseorang, dan dapat diartikan sebagai luka yang tidak terlihat secara fisik namun tetap berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang.

b. Membenci diri sendiri

Tindakan sering menyalahkan diri sendiri atas kesalahan atau kegagalan yang terjadi dalam hidup. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengalaman trauma atau kehilangan, tekanan sosial atau lingkungan, atau masalah kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan.

Jika kita merasa sedang mengalami perasaan seperti ini, sangat penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat atau tenaga medis profesional. Jangan ragu untuk berbicara dengan seseorang yang kita percayai atau mencari bantuan dari konselor atau terapis untuk membantu mengatasi perasaan ini dan menemukan cara untuk memperbaiki kesehatan mental kita.

c. Depresi

Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku seseorang. Orang yang mengalami depresi cenderung merasa sedih, kehilangan minat atau kegembiraan pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati, serta mengalami perubahan pada pola tidur dan nafsu makan mereka. Mereka juga bisa merasa lelah, cemas, dan mudah tersinggung.Depresi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keturunan, peristiwa traumatis, stres, atau kondisi medis tertentu. Terkadang, depresi juga terkait dengan gangguan kecemasan atau masalah kejiwaan lainnya.

Jika kita mengalami gejala depresi, sangat penting untuk mencari bantuan dari tenaga medis profesional. Depresi dapat diobati dengan terapi kognitif atau obat-obatan tertentu, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Berbicara dengan dokter atau terapis untuk mengetahui opsi terbaik untuk kita. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman-teman serta menjaga pola hidup yang sehat seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi juga bisa membantu kita dalam mengatasi depresi.

Apa sih yang Menyebabkan Luka?

Setelah kita mengenali luka yang ada dalam hati, maka setidaknya kita bisa menganalisa apa sih penyebab awal luka itu muncul. Meskipun luka itu tidak langsung bisa disembuhkan setidaknya kita bisa meminimalisir dan mengendalikan luka itu hingga perlahan sembuh, yang paling sering menyebabkan luka dalam hati itu adalah kebiasan-kebiasaan kita yang jarang kita sadari.

a. Trauma

Trauma adalah suatu pengalaman yang mengancam keselamatan atau integritas seseorang secara fisik atau psikologis. Trauma bisa terjadi pada siapa saja, dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekerasan, bencana alam, kecelakaan, atau pengalaman buruk lainnya. Pengalaman trauma bisa menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik seseorang.

Beberapa tanda dan gejala yang sering terkait dengan trauma antara lain:

Flashback atau pengalaman yang menakutkan berulang-ulang.

Kecemasan dan ketakutan yang kronis.

Menghindari situasi atau orang yang mengingatkan pada pengalaman trauma.

Kesulitan tidur atau mimpi buruk.

Perubahan perilaku dan emosi, seperti mudah marah atau menangis.

Rasa putus asa atau perasaan tidak berdaya.

Ketergantungan pada alkohol atau obat-obatan.

Jika kita mengalami gejala trauma, sangat penting untuk mencari bantuan dari tenaga medis profesional seperti psikolog atau konselor. Terapi trauma, terapi perilaku kognitif, atau terapi lainnya dapat membantu mengatasi dampak jangka panjang dari trauma dan memperbaiki kesehatan mental seseorang. Selain itu, dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas juga dapat membantu dalam proses penyembuhan


b. Ekspektasi yang Tinggi

Ekspektasi yang tinggi adalah harapan atau target yang sangat tinggi yang seseorang letakkan pada diri sendiri atau orang lain. Ekspektasi yang tinggi bisa memotivasi seseorang untuk mencapai prestasi yang besar dan meningkatkan kinerja, tetapi jika tidak diimbangi dengan keterampilan dan sumber daya yang memadai, ekspektasi yang tinggi bisa menyebabkan stres dan kekecewaan.

Beberapa contoh ekspektasi yang tinggi seperti menuntut diri sendiri untuk selalu tampil sempurna dan melakukan segala hal dengan benar,menuntut orang lain untuk memenuhi standar yang sangat tinggi dan sempurna,mengharapkan kesuksesan yang besar dalam waktu yang sangat singkat dll.

Jika ekspektasi kita yang tinggi tidak terpenuhi, kita dapat merasa frustasi, putus asa, atau merasa rendah diri. Untuk menghindari dampak negatif dari ekspektasi yang tinggi, penting untuk memperhatikan keterampilan, sumber daya, dan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan. Selain itu, penting juga untuk menghargai kemajuan dan pencapaian kecil dalam mencapai tujuan yang lebih besar.


c. Sifat perfeksionis

Sifat perfeksionis dapat menyebabkan luka batin karena adanya harapan yang terlalu tinggi pada diri sendiri atau orang lain untuk selalu sempurna dalam segala hal. Orang yang memiliki sifat perfeksionis cenderung mempunyai standar yang sangat tinggi dan sulit dipenuhi, sehingga sering kali mereka merasa tidak puas dan kecewa dengan diri sendiri meskipun telah mencapai prestasi yang baik.

Perasaan tidak puas dan kecewa ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres. Selain itu, perfeksionisme juga bisa membuat seseorang menjadi sangat kritis pada diri sendiri dan orang lain, yang dapat menyebabkan konflik interpersonal dan merusak hubungan sosial.

Untuk menghindari dampak negatif dari perfeksionisme, penting untuk memperhatikan keterampilan, sumber daya, dan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, menghargai kemajuan dan pencapaian kecil dalam mencapai tujuan yang lebih besar dapat membantu mengurangi tekanan dan stres yang terkait dengan perfeksionisme. Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas juga dapat membantu seseorang untuk mengatasi dampak negatif dari sifat perfeksionis.


d. Membandingkan diri

Sifat lain yang paling sering muncul dalam diri kita adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain juga dapat menyebabkan luka batin pada seseorang. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain, mereka cenderung merasa tidak cukup baik atau kurang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini bisa membuat mereka merasa tidak berharga, merasa rendah diri, atau bahkan mengalami depresi.

Selain itu, membandingkan diri juga dapat menimbulkan rasa iri dan dengki terhadap orang lain yang dianggap lebih sukses atau lebih bahagia. Rasa iri dan dengki ini bisa memperburuk perasaan negatif dan membuat seseorang merasa lebih tidak bahagia dan tidak puas dengan hidupnya.

Untuk menghindari dampak negatif dari kebiasaan membandingkan diri, penting untuk fokus pada pencapaian dan kemajuan pribadi. Menetapkan tujuan yang realistis dan merayakan pencapaian kecil dapat membantu seseorang merasa lebih puas dan bahagia dengan hidupnya. Selain itu, belajar untuk menghargai dan menerima diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya dapat membantu mengurangi tekanan dan stres yang terkait dengan membandingkan diri dengan orang lain.




Menyembuhkan Luka Batin

Nah ketika kita sudah menganali luka yang kita alami langkah selanjutnya yaitu bagaimana cara menyembuhkan luka batin versi buku ini ? ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu menyembuhkan luka batin, antara lain:

Mengenali dan menerima perasaan. Penting untuk mengakui dan menerima perasaan yang dirasakan, seperti kesedihan, kecemasan, atau kemarahan. Menyembunyikan atau menekan perasaan ini hanya akan memperburuk kondisi.

Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Jika luka batin yang dialami terasa terlalu berat atau sulit ditangani sendiri, sebaiknya mencari bantuan dari psikolog atau terapis yang berpengalaman.

Berbicara dengan teman atau keluarga yang dipercaya. Berbicara dengan orang yang dipercaya dan dicintai dapat membantu mengurangi tekanan dan rasa kesepian. Mereka juga dapat memberikan dukungan dan nasihat yang dibutuhkan.

Berolahraga secara teratur. Olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.

Melakukan kegiatan yang menyenangkan. Melakukan kegiatan yang disukai, seperti membaca, menulis, atau melakukan hobinya, dapat membantu mengalihkan perhatian dari perasaan negatif dan meningkatkan mood.

Menjaga pola makan dan istirahat yang sehat. Pola makan dan tidur yang buruk dapat memperburuk keadaan dan mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.

Membuat rencana untuk masa depan. Membuat rencana atau tujuan jangka panjang dapat membantu seseorang fokus pada masa depan yang lebih baik dan merasa lebih optimis.

Perlu diingat bahwa proses penyembuhan luka batin membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan berharap perubahan besar dalam waktu singkat, namun tetaplah berusaha dan mengambil langkah kecil yang bisa membantu merasa lebih baik. Nah itu beberapa kesimpulan yang aku dapatkan dari membaca buku merawat luka batin semoga bermanfaat[]



Ana Ainun Nazya
Anggota Sematta Seni Rupa
Aktif dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Serta menjalani kehidupan sehari-harin sebagai mahasiswa fakultas pendidikan 
Di Unugiri Bojonegoro


Posting Komentar

0 Komentar